Penipuan yang sering terjadi adalah yang mengatasnamakan pihak bank. Penipu biasanya sudah memiliki data pribadi calon korbannya, sehingga lebih mudah meyakinkan mereka untuk mengikuti modus penipuan yang mengatasnamakan bank.
Lapor penipuan online dapat dilakukan jika Anda mengalami penipuan yang mengaku dari pihak bank. Namun, langkah pencegahan lebih baik dilakukan dengan mengenali modus penipuan yang sering mengatasnamakan bank, seperti berikut ini:
1. Modus Phishing
Salah satu modus penipuan yang mengatasnamakan bank adalah phishing, yang bertujuan untuk mendapatkan data penting dari korban. Untuk melakukan transaksi perbankan, biasanya diperlukan username dan password.
Data pribadi ini sebaiknya tidak diberikan kepada siapa pun, terutama yang mengaku dari pihak bank. Penting untuk diketahui bahwa pihak bank tidak akan pernah meminta data pribadi seperti password, nama lengkap, atau informasi mengenai kartu debit dan kredit Anda.
Oleh karena itu, jangan mudah percaya jika ada yang mengatasnamakan bank dan meminta informasi pribadi.
Banyak orang menjadi korban karena penipu sudah memiliki data diri calon korbannya. Biasanya, penipu memiliki informasi seperti nama lengkap korban, sehingga membuat korban percaya bahwa yang menghubungi adalah pihak bank.
Jika Anda tidak memiliki urusan dengan bank, perlu diingat bahwa bank tidak akan menghubungi Anda terlebih dahulu. Selain itu, perhatikan nomor yang digunakan untuk menghubungi Anda, karena nomor tersebut tentu bukan nomor resmi dari bank.
Dengan berhati-hati, Anda dapat menghindari modus penipuan phishing yang mengatasnamakan bank. Jangan pernah memberikan informasi pribadi mengenai data perbankan Anda kepada siapa pun. Phishing selain melalui telepon, juga dapat dilakukan melalui email dan pesan teks.
Selalu waspada dan jangan mudah percaya pada telepon dari nomor yang mirip dengan customer service bank, email yang terlihat mirip, atau pesan teks yang menyerupai komunikasi resmi dari bank, meskipun biasanya masih bisa dikenali perbedaannya.
2. Modus Impersonation
Modus penipuan berikutnya adalah impersonation, yaitu penipuan dengan mengaku sebagai pihak bank. Jika ada yang menghubungi Anda dan mengaku dari pihak bank, abaikan saja. Impersonation juga bertujuan untuk mendapatkan informasi pribadi korban.
Penipu biasanya mengarahkan korban ke situs palsu dan meminta mereka untuk mengisi data pribadi di situs tersebut, sehingga data pribadi korban bisa didapatkan.
Data ini kemudian akan digunakan untuk mengosongkan rekening korban. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera melaporkan penipuan online yang baru saja dialami.
3. Modus Vishing
Modus penipuan lainnya adalah vishing, yaitu voice phishing, yang dilakukan melalui telepon. Dalam modus ini, penipu mengaku sebagai bank yang memberikan hadiah, tetapi korban diminta mengirim sejumlah uang terlebih dahulu.
Vishing juga dapat dilakukan dengan ancaman, sehingga membuat korban yang panik mengikuti permintaan penipu, seperti memberikan data pribadi atau mentransfer uang ke rekening yang diberikan oleh penipu.
4. Modus Smishing
Modus penipuan terakhir yang mengatasnamakan bank adalah smishing, yang dilakukan melalui pesan elektronik. Penipu mengaku sebagai pihak bank dan mengirimkan SMS penipuan.
Jenis penipuan ini juga dikenal sebagai SMS banking, di mana pesan tersebut berisi tautan berbahaya yang, jika diklik oleh korban, dapat menyebabkan kebocoran data. Modus smishing lainnya termasuk pengiriman SMS tentang hadiah, informasi dari bank, perubahan tarif, hingga nomor customer service palsu.
Modus-modus penipuan yang mengatasnamakan bank di atas perlu dikenali untuk mencegah penipuan online. Selain itu, penting juga untuk mengenali nomor customer service resmi bank, seperti HaloBCA dengan nomor 1500888. Jika Anda dihubungi oleh nomor yang tidak resmi, Anda bisa menolak panggilan tersebut.